
100 Orang Kader Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan Siap Sukseskan Pemilu 2024 di Kabupaten Agam
Oleh: Erkonolis, S.Pd.I (Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM KPU Kabupaten Agam) Undang-undan nomr. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum pasal 448 ayat (1), ayat (2) huruf b dan ayat (3) huruf c Pemilihan umum diselenggarakan dengan partisipasi masyarakat yang dapat dilakukan dalam bentuk Pendidikan Politik atau sosialisasi pendidikan pemilih bagi pemilih bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat yang lebih luas, dan Undang-undan nomor. 10 tahun 2016 tentang pemilihan kepala Daerah pasal 131 untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan Pemilihan dapat melibatkan partisipasi masyarakat antara lain dalam bentuk pengawasan setiap tahapan dan sosialisasi Pemilihan, dan Pendidikan Politik bagi Pemilih dengan ketentuan bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat yang lebih luas. Sementara pada pasal 133A Pemerintah daerah bertanggungjawab mengembangkan kehidupan demokrasi di daerah, khususnya meningkatkan partispasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya. Pendidikan Pemilih merupakan elemen penting dalam demokrasi untuk menciptakan Pemilih yang rasional dan bertanggung jawab merupakan ukuran kualitas demokrasi di suatu negara. Di mana Pemilih dalam menentukan pilihan politiknya tidak berorientasi pada kepentingan jangka pendek seperti uang, kekuasaan dan kompetensi material lainnya melainkan berorientasi pada kompetensi dan integritas kandidat atau partai politik yang dapat membawa pada kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Penyelenggaraan pemilu memiliki kewajiban dalam memfasilitasi Pemilih dalam menggunakan hak pilihnya. Fasilitas tersebut tidak hanya meliputi kegiatan-kegiatan rutin terkait teknis penyelenggaraan Pemilu seperti pendataan Pemilih, penyediaan TPS, surat suara dan lainnya, melainkan juga memberikan fasilitas yang memungkinkan Pemilih memiliki kemampuan kalkulasi rasional dan ilmiah yang berdasarkan pengetahuan (knowledge), kesadaran (awareness) dan rasa tanggungjawab (responsibility) untuk membangun Bangsa dan Negara. Kemampuan ini akan dapat dicapai salah satunya dengan aktivitas pendidikan Pemilih yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu. Ketika pengetahuan, kesadaran dan rasa tanggung jawab telah menjadi dasar Pemilih ketika membuat pilihan politik, maka iklim penyelenggara Pemilu dan Pemilihan pun akan menjadi lebih berkualitas. Persaingan politik yang terjadi tidak lagi didominasi oleh kekuatan uang, kekuasaan dan kekerasan, tetapi lebih kepada persaingan gagasan yang membuat ruang politik menjadi lebih manusiawi, beradab dan santun sehingga terbuka pula kesempatan seluas-luasnya bagi setiap Warga Negara untuk turut berperan serta dalam kontestasi politik memperebutkan kepemimpinan publik. Dalam rangka meningkatkan kualitas Pemilu dan Pemilihan serta kualitas partisipasi Pemilih di Indonesia maka KPU RI menggagas Program Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3). Program ini sebagai upaya memandu masyarakat menjadi Pemilih yang sukarela, mandiri, cerdas dan bertanggung jawab dalam menentukan hak politiknya. Program Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) merupakan sarana Pendidikan Pemilih bagi masyarakat desa yang berkesinambungan guna meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap pemilu dan pemilihan guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu dan Pemilihan. Tujuan dari program ini dibuat untuk membangun kesadaran politik masyarakat agar menjadi pemilih yang berdaulat, mengedukasi masyarakat dalam memfilter informasi, sehingga masyarakat tidak mudah termakan isu hoaks terkait kepemiluan, dan juga menghindarkan masyarakat pada praktek politik uang yang sering terjadi menjelang pemilu/pemilihan, dan Meningkatkan kuantitas dan kualitas partisipasi pemilih. Menurut Bertolt Brecht (Penyair Jerman) buta yang terburuk adalah buta politik, dimana seseorang tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berparpartisipasi dalam peristiwa politik. Seseorang tidak paham bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik. Membentuk kader yang mampu menjadi penggerak dan penggugah kesadaran politik masyarakat di Kabupaten Agam. Program ini sudah dikembangkan di empat lokus/lokasi berbasis Nagari yaitu; Nagari Lubuk Basung, Nagari Bawan, Nagari Salareh Air dan Nagari Koto Tangah. Dari empat lokus tersebut sudah dibentuk kader Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) sebanyak 25 orang pada masing-masing lokus/lokasi. Sebanyak 100 orang kader sudah diseleksi dengan persyarat yang harus dipenuhi peserta, berdomisili dalam lokus/lokasi yang ditetapkan dengan dibuktikan KTP/KK, berusia paling rendah 17 tahun dan paling tinggi 50 tahun, Bisa membaca dan menulis, peserta berasal dari keterwakilan beberapa basis pemilih yang tersedia di masing-masing lokus dan peserta diutamakan yang aktif pada kegiatan kemasyarakatan misalnya Karangtaruna, Kader Posyandu, Penggerak PKK, maupun mantan anggota badan adhoc. Pemilihan kader DP3 ini difokuskan pada nagari-nagari yang jumlah pemilih terbanyak di wilayah Kabupaten Agam. Dari 100 orang tersebut sudak dilatih dan diberikan mimbingan teknis tentang demokrasi dan kepemiluan. Materi-materi yang diberikan dan disampaikan adalah: Pentingnya demokrasi dan partisipasi, sisitem dan tahapan pemilihan umum dan pemilihan, teknik komunikasi publik, pendidikan pemilih dalam pencegahan politik uang, teknik dan metode identifikasi berita bohong (hoaks) dan modus operandi dan solusi kampanye SARA beserta games-games yang menarik lainnya yang dibawakan oleh instruktur-intruktur yang berpengalaman. Dibentuknya kader Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan ini membawa dampak positif dalam upaya peningkatan partisipasi pemilih. Karena keberlangsungan pemerintahan ditentukan pada seberapa besar partisipasi politik masyarakat yang diwujudkan dalam perilaku paling konkrit, yaitu pemberian suara di tempat pemungutan suara (TPS). Kader Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan sudah siap membantu Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Agam untuk mendorong peningkatkan partisipasi pemilih pada pemilu tahun 2024 mendatang. Tingkat partisipasi pemilih pada pemilu 14 Februari 2024 mendatang membawa dampak yang positif dan mencapai target partisipasi pemilih yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia secara Nasional. ( Tulisan ini telah terbit di Harian Haluan edisi 14 Maret)